Senin, 24 Agustus 2009

Shooting Stars



Sing to me the song of the stars
Of your galaxy dancing a
nd laughing and laughing again

When it feels like my dreams are so far
Sing to me of the plans that you have for me over again


Jika langit pada malam hari terlihat cerah dan tidak berawan, cobalah untuk keluar dari rumah. Sempatkan sedikit waktu untuk melihat langit di atas sana, menatap titik-titik bintang yang bercahaya, mengamati planet-planet yang kebetulan terlihat dan tampak cemerlang dibandingkan objek yang lain. Jika beruntung, kita akan mendapati sekelebatan cahaya yang membelah langit malam. Terkadang cahayanya hanya dapat bertahan beberapa detik saja, namun ada diantaranya yang bisa bertahan lebih lama dari itu. Banyak orang sering menyebut objek ini dengan bintang jatuh dan orang awam sering mengartikan nama ini dengan adanya sebuah bintang di kejauhan sana yang jatuh (runtuh) padahal tidak seperti itu yang sebenarnya terjadi. Nama lain dari bintang jatuh adalah meteor.



Meteor yang melintas di langit malam



Meteor merupakan cahaya yang tampak dari sebuah meteoroid (International Astronomical Union (IAU) mendefinisikan meteoroid sebagai sebuah benda padat yang bergerak di ruang antar planet dengan ukuran yang lebih kecil dari asteroid dan lebih besar dari sebuah atom) pada saat benda tersebut masuk ke dalam atmosfer Bumi. Cahaya yang kita lihat saat meteor tersebut melintas di langit disebabkan oleh tekanan ram (tekanan yang dihasilkan oleh benda yang bergerak dengan kecepatan supersonik dalam medium fluida, dalam hal ini adalah gas) pada saat meteoroid memasuki atmosfer. Tekanan ram ini menghasilkan gaya hambat yang besar pada meteoroid tersebut dan menghasilkan tekanan udara yang sangat besar pula di sisi depannya. Tekanan ini memanaskan udara yang akhirnya memanaskan meteoroid tersebut hingga terbakar dan kita yang berada di permukaan Bumi melihatnya sebagai efek cahaya.


Lamanya cahaya meteor yang dapat kita lihat biasanya bergantung dari ukuran meteoroid tersebut karena semakin besar ukurannya, semakin lama waktu yang dibutuhkan agar sebuah meteoroid habis terbakar. Jika sebuah meteoroid tidak habis terbakar dalam perjalanannya di atmosfer dan pada akhirnya dapat mencapai permukaan Bumi, benda tersebut disebut dengan meteorit. Meteor yang menabrak permukaan Bumi atau objek lain dapat membentuk kawah seperti yang diperlihatkan pada gambar di bawah ini. Peristiwa ini juga dapat menjelaskan mengapa ada banyak sekali kawah di permukaan Bulan ataupun planet-planet lain yang tidak memiliki atau sedikit mengandung atmosfer. Tidak adanya atmosfer yang menyelubungi suatu planet dapat menyebabkan planet tersebut tidak terlindungi dari benda apapun yang mendekatinya sehingga kemungkinan adanya tumbukan pada permukaannya akan lebih banyak terjadi.



Kawah akibat tumbukan meteor


Badai Leonid Shower pada tahun 1833

Setiap hari Bumi selalu dibombarda dengan jutaan meteor. Sayangnya, dikarenakan berbagai kondisi, tidak semua penampakan mereka dapat kita amati setiap saat. Meteoroid yang berukuran lebih kecil dari kerikil akan cepat terbakar sehingga efek cahaya yang biasanya timbul sulit teramati. Faktor terang gelapnya langit yang menaungi pengamat juga dapat mempengaruhi. Waktu paling baik untuk mengamati meteor adalah saat langit benar-benar gelap, biasanya pada dini hari menjelang fajar sehingga meteor yang redup dapat teramati dengan lebih jelas.


Meteoroid yang memasuki atmosfer Bumi dalam jumlah banyak dapat menyebabkan sebuah fenomena langit yang sangat indah : Meteor Shower atau hujan meteor. Fenomena ini terjadi saat Bumi bergerak melewati lintasan debu yang merupakan sisa-sisa dari komet yang pernah melintas di dekat orbit Bumi. Debu-debu ini merupakan sisa hasil reaksi komet terhadap Matahari yang tertinggal di sepanjang lintasannya dan jika orbit Bumi memotong lintasan ini, dedu-debu tersebut akan masuk ke dalam atmosfer Bumi sehingga menimbulkan efek hujan meteor. Meteor shower juga bisa berasal dari meteoroid yang berasal dari daerah di sekitar sabuk asteroid.

Kapan sebuah meteor shower akan terjadi beserta waktu puncak masa aktifnya dapat dihitung berdasarkan pengamatan. Beberapa diantaranya merupakan meteor shower yang rutin terjadi setiap tahun. Meteor shower tersebut diantaranya adalah : Quadrantids, Lyrids, η- dan Southern δ-Aquariids, Draconids, Orionids, Leonids, Geminids serta Perseids. Nama-nama itu diberikan berdasarkan arah radian (titik di langit dimana meteor tampak berasal dari sana) meteor shower tersebut berada. International Meteor Organization (IMO) telah memberikan tabel data masa aktif meteor

shower seperti yang tertera di bawah ini. Tabel tersebut disusun berdasarkan informasi terbaik yang tersedia dari bulan Mei 2008 dan hanya valid untuk tahun 2009.



Working List of Visual Meteor Showers


Keterangan :

  • α, δ : Koordinat langit yang menyatakan posisi sebuah meteor shower, biasanya pada titik maksimum. α adalah asensiorekta sementara δ adalah deklinasi.
  • r : Index populasi, yaitu distribusi kecerlangan meteor shower. r = 2.0 – 2.5 akan lebih terang dibandingkan dengan meteor pada umumnya sementara r yang nilainya di atas 3. 0 a kan terlihat lebih redup.
  • λo : Posisi bujur Matahari. Semua λo yang diberikan untuk equinox 2000.0.
  • ZHR : Zenital Hourly Rate, jumlah maksimum meteor yang ideal dapat diamati pada saat langit benar-benar cerah dan radian berada di atas kepala, per jam.


Masih ada banyak kesempatan yang dapat kita manfaatkan untuk mengamati meteor shower sampai di penghujung tahun 2009 nanti. Persiapkan segala perlengkapan untuk pengamatan pada malam hari dan selamat menghitung bintang jatuh yang sebanyak mungkin bisa Anda dapatkan.


Referensi :